Masjid Istiqlal ini saat itu dibangun untuk memperingati kemerdekaan Indonesia. Hal ini tercermin juga dari arti nama yang disandangnya yaitu istiqlal yang bermakna kemerdekaan. Peletakan batu pertama masjid Istiqlal ini dilakukan sendiri oleh presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961. Saat itu, proyek pembangunannya tidaklah berjalan secara mulus karena situasi politik negara yang belum kondusif. Setelah itu, tujuh belas tahun kemudian masjid yang sangat megah ini terselesaikan dan akhirnya diresmikan pada tanggal 22 Februari 1978. Biaya pembangunan Masjid ini menelan dana sebesar Rp7.000.000.000,00 (Tujuh Milyar Rupiah) dan USD 12.000.000 (Dua Belas Juta Dollar Amerika Serikat) yang menggunakan dana APBN.
Masjid Istiqlal telah menjadi salah satu ikon dan daya tarik wisata terkenal di Jakarta. Bukan saja dikunjungi wisatawan domestik namun juga wisatawan mancanegara. Lokasinya yang berada di tengah-tengah kota membuatnya ideal untuk tempat transit sebelum melanjutkan berwisata ke segala arah di kota Jakarta.
Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban yang mengedepankanarsitektur khas bergaya Islam modern dari lantai, dinding, hingga kubahnya. Kesan yang dapat Anda peroleh saat pertama memandangnya adalah konstruksi yang kokoh sebuah bangunan masjid yang didominasi oleh batuan marmer dan besi anti karat.
Masjid Istiqlal mempunyai luas bangunan setidaknya 2,5 hektar dan menempati areal seluas 9,5 hektar. Luas area parkirnya saja 3,35 hektar dan dapat menampung sekitar 800 kendaraan. Sementara luas halamannya adalah 6.85 hektar. Daya tampung keseluruhan masjid ini adalah 200.000 jamaah.
Masjid Istiqlal bertingkat 5 yang melambangkan shalat lima waktu dalam Islam. Atap kubahnya sendiri ditunjang oleh 12 pilar yang melambangkan tanggal kelahiran Nabi Muhammad Saw yaitu 12 Rabiul Awal. Lambang Bulan Bintang terbuat dari stainless steel yang menjulang di puncak Kubah yang tinggi tiangnya 17 m serta bergaris tengah 3 meter dengan berat keseluruhan adalah 2,5 ton.